Beranda2020-10-29T09:15:14+01:00

Pos Terkini

Negara Harus Menunaikan Kewajibannya untuk Mewujudkan Hak-hak Korban/Penyintas Pembinasaan Manusia 1965-1966!

Pada 3 Oktober 2024, koalisi masyarakat sipil mengadakan siaran pers untuk merawat ingatan dan menuntut tanggung jawab negara atas terjadinya pembinasaan manusia 1965-1966. Siaran pers ini dihadiri oleh Bedjo Untung (Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-1966), [...]

[REKAMAN DISKUSI PUBLIK]: Mengingat Tragedi 1965-1966: Ragam Upaya Merawat Ingatan Kolektif: Arian Arifin (Vokalis Seringai), Harry Wibowo (Kordinator P-IPT65). Saras Dewi (Akademisi), Alwi Johan (Pemengaruh Medsos)

Tragedi 1965-1966 merupakan kejahatan hak asasi manusia (HAM) yang menyisakan luka dan dampak yang begitu mendalam bagi kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai sebuah kejahatan HAM, tragedi ini masih terus ditolak oleh pemerintah untuk diselesaikan secara tuntas [...]

[Kompilasi Rekaman Video] Diskusi Buku John Roosa ‘Riwayat Terkubur: Kekerasan Antikomunis 1965-1966 di Indonesia’

Meski pembantaian 1965-66 terhadap para anggota, simpatisan, dan orang-orang yang dituduh mendukung PKI telah banyak diteliti secara garis besar, baru sedikit saja dari kekejaman ini yang telah dipelajari secara terperinci. Beberapa pertanyaan dasarnya belum memuaskan [...]

Kutipan

“For the dead and the living, we must bear witness.”

Elie Wiesel, Your Content Goes Here

“The first time it was reported that our friends were being butchered there was a cry of horror. Then a hundred were butchered. But when a thousand were butchered and there was no end to the butchery, a blanket of silence spread.
When evil-doing comes like falling rain, nobody calls out “stop!”

When crimes begin to pile up they become invisible. When sufferings become unendurable the cries are no longer heard. The cries, too, fall like rain in summer.”

Bertolt Brecht, Your Content Goes Here

This post is also available in: English

Go to Top