Opinion

[Peluncuran dan Diskusi Buku] Memoar Tuba bin Abdurahim : Mendaki Bukit Usia – Pemuda Rakyat Dalam Tahanan Orde Baru

2023-09-29T16:13:06+02:00July 30th, 2022|Categories: Opinion|

Para tapol ini, bagaimanapun, oleh sebab tragedi yang menimpanya, mungkin bertanya-tanya: mengapa ini semua terjadi? Apa salah saya? Sama seperti Pak Awal yang juga bertanya-tanya: Apakah kepahitan yang menimpa saya ini adalah buah dari kesalahan di masa lampau? Tidak ada jalan lain kecuali menjalaninya sebisa-bisa, sembari berharap gerak sejarah kelak berpihak pada mereka (dan mulai berpihak [...]

Comments Off on [Peluncuran dan Diskusi Buku] Memoar Tuba bin Abdurahim : Mendaki Bukit Usia – Pemuda Rakyat Dalam Tahanan Orde Baru

[Peluncuran dan Tinjauan Buku/Resensi] Propaganda dan Genosida di Indonesia : Sejarah Rekayasa Hantu 1965 – Nursyahbani Katjasungkana dan Saskia E. Wieringa

2023-09-29T16:28:14+02:00August 13th, 2020|Categories: News, Opinion|

Apakah Ada Pesta Pora Gerwani di Lubang Buaya? Penulis Saskia E Wieringa dan Nursyahbani Katjasungkana   .Webinar | Peluncuran dan Diskusi Buku Propaganda dan Genosida di Indonesia review Propaganda and Genocide in Indonesia: Imagined Evil – Ibarruri Sudharsono   Mengungkap Abadinya Momok 1965 – Virdika Rizky Utama   ‘Propaganda and the Genocide’: The national wound weeps still [...]

Comments Off on [Peluncuran dan Tinjauan Buku/Resensi] Propaganda dan Genosida di Indonesia : Sejarah Rekayasa Hantu 1965 – Nursyahbani Katjasungkana dan Saskia E. Wieringa

Membongkar Mitos Perempuan dalam Karya Seni Dolorosa Sinaga

2020-02-11T08:04:41+01:00February 11th, 2020|Categories: Opinion|Tags: , |

*Nunu Pradya Lestari | Konde.Co Perempuan itu lebih cocok dilukis, bukan jadi pelukis. Pernyataan tersebut pernah terlontar dari seorang pelukis kenamaan sekaligus menjadi representasi atas mitos perempuan sebagai obyek seni. Para seniman perempuan kemudian membongkar mitos ini dan mempengaruhi perkembangan seni di Indonesia dan Asia Tenggara. Konde.co- Selama ini banyak karya seni rupa dan tubuh perempuan masih [...]

Comments Off on Membongkar Mitos Perempuan dalam Karya Seni Dolorosa Sinaga

Afro-Asiaisme di Akademi Indonesia

2020-02-11T08:52:26+01:00February 10th, 2020|Categories: Opinion|Tags: , |

Wildan Sena Utama | 10 Februari  Empat tahun lalu, Carolien Stolte menulis di blog ini bahwa Bandung telah membentuk orientasi baru menuju regionalisme melalui karier sejarawan maritim terkenal Indonesia AB Lapian. Visi regionalis Lapian mengarah pada upaya awal dekolonisasi dalam historiografi Asia Tenggara dan khususnya sejarah Indonesia. Sementara Carolien berpendapat bahwa Bandung membentuk regionalisme Asia Tenggara baru di akademi [...]

Comments Off on Afro-Asiaisme di Akademi Indonesia

Membicarakan 1965: Kita Sudah Pernah Cukup Maju

2018-04-26T21:35:19+02:00April 26th, 2018|Categories: Opinion|Tags: , , , , |

Suhadi Cholil* | September 19, 2017 Pada hari Sabtu, 16 September 2017, kegiatan seminar yang direncanakan akan mendiskusikan sejarah 1965 dibubarkan Polda Metro Jaya. Jalan menuju kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, tempat kegiatan itu, diblokade aparat sehingga peserta seminar yang sebagiannya dari generasi tua tidak bisa masuk. Hari berikutnya, para aktivis memprotes pelarangan seminar di LBH tersebut [...]

Comments Off on Membicarakan 1965: Kita Sudah Pernah Cukup Maju

Cendrawasih dari Priangan

2018-04-26T21:15:52+02:00April 26th, 2018|Categories: Opinion|Tags: , , |

26 April, 2018 - 00:02 | Hawe Setiawan* INGATAN kolektif, betapapun retaknya, tersimpan di halaman koran. Laporan Gadis Rasid, "Boekencensuur in Indonesië Blijft Aanhouden", dalam NRC Handelsblad, 28 September 1976, mencatat bahwa 99 judul buku karya para penulis Indonesia dilarang beredar oleh pemerintah Indonesia waktu itu. Kejaksaan Orde Suharto mengaitkan buku-buku itu dengan Partai Komunis Indonesia dan organisasi-organisasi mantelnya. [...]

Comments Off on Cendrawasih dari Priangan

Persekusi dan Opresi Demokrasi

2018-04-03T19:34:46+02:00April 3rd, 2018|Categories: Opinion|Tags: , , |

Oleh: Rasyid Ridha Saragih Runtuhnya pemerintah otoriter Orde Baru menjadi berkah bagi kondisi kebebasan sipil. Namun dalam perjalanannya, kondisi tersebut kini sedang dipertaruhkan. Bila dulu banyak dari tindakan opresi dilakukan secara vertikal oleh Negara terhadap masyarakat, opresi atas kebebasan sipil kini banyak dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya. Opresi tersebut salah satunya termanifestasi [...]

Comments Off on Persekusi dan Opresi Demokrasi

Genosida Intelektual, UGM dalam Bayang Tragedi ’65

2018-04-01T15:34:17+02:00March 30th, 2018|Categories: Opinion|Tags: , , , |

28 Maret 2018 Pada rentang waktu 1965-1966, terjadi pembantaian massal di seluruh wilayah Indonesia terhadap para terduga komunis. Semua orang yang berafiliasi ataupun diduga memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) ditangkap dan dibunuh. Mereka yang tertangkap namun tidak dibunuh harus menjalani tahanan, kerja paksa, dan diskriminasi untuk waktu yang lama, bahkan hingga saat ini. Majelis [...]

Comments Off on Genosida Intelektual, UGM dalam Bayang Tragedi ’65

Hilang dan Mati Pasca 65

2017-11-18T11:12:59+01:00November 15th, 2017|Categories: News, Opinion|Tags: , , , |

15 November 2017 | Gde Putra | Sumber: Indoprogress.Com Meyakininya mati adalah cara untuk bertahan hidup bagi keluarga korban, agar bisa menghindari pertanyaan-pertanyaan mengenai nasib anggota keluarganya yang hilang. Mereka tak ingin pertanyaan-pertanyaan itu memberatkan langkah mereka saat melewati jalan terjal pasca pembantaian massal 65. Mereka harus berjuang dari nol, dipersulit oleh pemerintah, serta dililit stigma PKI. TIDAK [...]

Comments Off on Hilang dan Mati Pasca 65
Go to Top