Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, berbicara dalam acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, 18 April 2016. Simposium ini diadakan guna menemukan penyelesaian masalah di masa lalu dengan rekonsiliasi.

Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, berbicara dalam acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, 18 April 2016. Simposium ini diadakan guna menemukan penyelesaian masalah di masa lalu dengan rekonsiliasi. TEMPO/Aditia Noviansyah

sumber: Tempo

Acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 pada kedua, Selasa, 19 April 2016, membahas solusi yang bisa diberikan untuk mengungkap peristiwa berdarah itu dan menolong korbannya. Sejumlah pembicara memberi berbagai rekomendasi. Ada yang serupa, berbeda, ada pula yang serupa tapi tak sama. Berikut ini beberapa rekomendasi yang dikumpulkan Tempo.

1. Kumala Candrakirana (Koalisi untuk Keadilan dan Pengungkapan Kebenaran)
Rekomendasi:
– Perbaiki integritas penegak hukum
– Pemulihan martabat dan ganti kerugian korban oleh pemerintah
– Pengakuan pemerintah atas kebenaran yang terungkap
– Korban turut berpartisipasi mencari solusi
– Pembaharuan kebijakan terkait dengan penyelesaian perkara hak asasi manusia (HAM)
– Rekonsiliasi disertai pengungkapan kebenaran

2. Harry Wibowo (aktivis HAM)
– Evaluasi terhadap kegagalan Komnas HAM dan Kejaksaan Agung menyelesaikan perkara 65
– Buka hasil penyelidikan yang gagal ke publik
– Bentuk Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi dengan dasar hukum yang jelas

3. Harkristuti Harkrisnowo (aktivis HAM)
– Rekonsiliasi menjadi langkah hukum komplementer
– Jangan posisikan rekonsiliasi sebagai penyelesaian perselisihan
– Rekonsiliasi disertai pengungkapan kebenaran

4. Mahar Agusno (doktor korban kasus HAM)
– Cukupi kebutuhan korban HAM, berpengaruh ke penyembuhan psikologis
– Penuhi jaminan rasa aman kepada korban agar hidup lebih tenang
– Bangun kelembagaan kesehatan untuk korban yang terasing di pelosok

5. Galuh Wandita (aktivis HAM, Direktur Asia Justice and Rights)
– Bentuk Komite Kebenaran dan Rekonsiliasi
– Libatkan korban dalam pencarian solusi
– Kumpulkan kesaksian korban
– Lakukan pemulihan terhadap korban, materi ataupun nonmateri
– Reformasi sistem judisial
– Tidak menutup hak korban atas keadilan

6. Baskara T. Wardaya (aktivis HAM dari Universitas Sanata Dharma)
– Rekonsiliasi harus diikuti dengan pengungkapan kebenaran
– Libatkan sebanyak mungkin pihak dalam proses rekonsiliasi

7. Sidarto Danusubroto (anggota Dewan Pertimbangan Presiden, penyelenggara acara)
– Gelar simposium bersifat nasional
– Perbolehkan daerah-daerah lain gelar simposium serupa
– Negara perlu mengakui keterlibatannya dalam tragedi 1965
– Negara melindungi simposium tragedi 1965 yang berlangsung di daerah

This post is also available in: Indonesian