Reporter: Restu Diantina Putri | 18 September, 2017

Wakil Ketua Umum FKPPI menjelaskan, pihaknya bersama organisasi TNI dan kepolisian lainnya sempat menggelar rapat untuk mencegah seminar 1965 yang digelar YLBHI.

Forum Komunikasi Putera Puteri TNI/Polri (FKPPI) membenarkan pihaknya terlibat dalam aksi pengepungan kantor YLBHI Jakarta pada Minggu (17/9/2017) malam.

Wakil Ketua Umum FKPPI, Indra Bambang Utoyo bahkan menegaskan hal tersebut merupakan instruksi resmi dari organisasi. “Jadi benar FKPPI hadir semalam,” ujar Bambang mengonfirmasi kepada Tirto via telepon, Senin (18/9/2017).

Namun, Bambang menyatakan kehadiran FKPPI semalam sebagai bentuk bantuan kepada aparat agar tidak terjadi bentrok.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa sepuluh hari sebelumnya FKPPI bersama organisasi TNI dan kepolisian lainnya menggelar rapat untuk mencegah digelarnya seminar yang akan digelar YLBHI pada Sabtu (16/9/2017) lalu.

Pihaknya bahkan mengakui sempat menghubungi Polri untuk ikut mencegah seminar tersebut. “Agar tidak terjadi konflik horizontal,” jelas Bambang.

Pada dasarnya, lanjut Bambang, FKPPI hanya menginginkan dialog dari dua pihak terkait peristiwa 1965.

Keinginan ini merupakan buntut adanya seminar yang digelar para eks-PKI dua tahun lalu yang didukung Gubernur Lemhanas. Wacana agar Presiden Joko Widodo meminta maaf pada PKI pun mengemuka pada saat itu.

“Kami buat seminar tandingan. Hasilnya, Presiden tidak jadi minta maaf. Ini mengapa diulang lagi? Sudahlah, kita tatap masa depan,” tambah Bambang.

Sebelumnya, ada dugaan keterlibatan oknum dari sejumlah ormas dalam aksi pengepungan kantor YLBHI. Di antaranya FKPPI, FPI, Pemuda Pancasila, dan Bamus Betawi.

“Kami belum tahu itu benar atau tidak. Tapi kami mendengar semalam ada teriakan-teriakan klaim mereka (massa) berasal dari sana,” tutup Ketua Tim Advokasi LBH Jakarta, M. Isnur, Senin (18/9/2017).

Pengepungan bermula dari adanya aksi solidaritas yang diadakan berkaitan dengan komunisme dan peristiwa ’65 di Gedung YLBHI pada Minggu (18/9/2017) malam.

Saat itu, LBH Jakarta sedang mengadakan acara Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi. Acara selesai menjelang pukul 22.00 WIB Usai acara, sekitar 100-an massa anti-demokrasi mulai mendatangi gedung LBH dan berteriak-teriak tentang “bahaya PKI.”

Aksi massa anti-demokrasi yang memadati area Gedung YLBHI pun akhirnya menjadi ricuh sekitar pukul 01.00 – 02.00 WIB dini hari hingga peserta yang masih di dalam Gedung YLBHI terpaksa dievakuasi oleh pihak kepolisian.

Sebagian besar peserta “Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi” di YLBHI kemudian dievakuasi ke kantor Komnas HAM di Jl. Latuharhari, Menteng. Terdapat sekitar 120-an orang peserta yang dievakuasi dari gedung YLBHI.

Sumber: Tirto.Id

This post is also available in: English