Sitor Situmorang merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam dunia sastra di Indonesia. Kualitas karya-karyanya sangat luar biasa. Ia tetap produktif menghasilkan karya hingga usia senja. Karir Sitor Sitomorang diawali dengan menjadi wartawan di surat kabar harian Suara Nasional dan Waspada di masa revolusi (1945 – 1947).
Sitor Situmorang adalah salah satu korban konflik politik terbesar di negeri ini. Ia dipenjara Rezim Orde Baru dan dituduh sebagai anggota PKI dan baru dibebaskan dari tahanan pada tahun 1974. Karena tuduhan tersebut, karya-karyanya yang sempat dilarang terbit.
Sitor meninggal di usia 91 tahun di Apeldoorn, Belanda (21/12/2014). Oleh keluarganya, jenasahnya akan dimakamkan di Sumatera Utara. Dalam puisi Tatahan Pesan Bunda, Sitor menulis, “ Bila nanti ajalku tiba, kubur abuku di tanah Toba. Di tanah danau perkasa, terbujur di samping bunda ”. Bait puisinya ini dianggap sebagai pesan Sitor untuk keluarga dimana ia ingin dimakamkan.
Jenasah Sitor tiba di Bandara Soekarno – Hatta pada 29 Desember 2014., kemudian disemayamkan di Galeri Nasional, Gambir dan akan dimakamkan pada 1 Januari 2015 di tanah kelahirannya, Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Selama disemayamkan di Ruang Serba Guna, Galeri Nasional, ratusan orang yang terdiri atas kerabat, rekan, aktifis, seniman, sastrawan, tokoh masyarakat dan politik bergantiian dating dan memanjatkan doa untuk seorang Sitor Sitomorang. Tidak hanya itu, banyak juga yang mengenang Sitor dengan membacakan karya-karyanya. Selamat jalan Sitor Sitomorang. Terimakasih dari bangsa Indonesia atas perjuanganmu dan sumbangan karya-karya pada Indonesia.
This post is also available in:
English