Lestari (83), mantan Ketua Gerwani, Cabang Bojonegoro, Jawa Timur menghembuskan nafas terakhirnya di Panti Waluya Sejati Abadi, Jl Kramat V nomor 1C, Jakarta Pusat, pada hari Minggu (28/12/2014). Bagi yang pernah mengenalnya, ia dikenang sebagai perempuan yang punya semangat tinggi. Warisannya untuk kita semua adalah perjuangan tanpa kenal lelah dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Karirnya sebagai pengurus Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dimulai saat usianya menginjak 20 tahun. Ia bergabung sebagai Gerwani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, lalu ditarik menjadi pengurus tingkat provinsi di Surabaya,  Jawa Timur.

 

Ibu Lestari disemayamkan di Panti Jompo Waluyo Sejati Abadi, Jakarta Pusat. Foto: Ery Sandra Amelia

Ibu Lestari disemayamkan di Panti Jompo Waluyo Sejati Abadi, Jakarta Pusat. Foto: Ery Sandra Amelia

Ia terlibat secara aktif dalam program di Gerwani yang fokusnya memperjuangkan buruh dan petani, membuat pendidikan politik untuk perempuan, serta memperjuangkan undang-undang perkawinan yang dianggap merugika perempuan. Di bidang pendidikan, bersama dengan Gerwani ia membangun taman kanak-kanak di setiap kecamatan.

Ibu Lestari disemayamkan di Panti Jompo Waluyo Sejati Abadi, Jakarta Pusat. Foto: Ery Sandra Amelia

Ibu Lestari disemayamkan di Panti Jompo Waluyo Sejati Abadi, Jakarta Pusat. Foto: Ery Sandra Amelia

Ketika pecah konflik politik di tahun 1965, sebagai anggota Gerwani yang menjadi underbow PKI, ia tak luput dari kejaran tentara. Hidupnya kemudian berpindah-pindah dari Surabaya ke Blitar. Di kota ini Lestari tinggal selama 2 tahun, kemudian tertangkap ketika digelar Operasi Trisula. Lestari kemudian dipenjara di tahanan yang khusus perempuan di Malang selama 11 tahun, tanpa pernah melalui proses pengadilan.

This post is also available in: English