Syarkawi Manap sedang sekolah di Kuba ketika Peristiwa 1 Oktober 1965 terjadi. Sejak paspornya dicabut oleh pemerintah Orde Baru, ia terpaksa menjadi eksil tanpa kewarganegaraan. Setelah mendapatkan kewarganegaraan Swedia pada tahun 1992, barulah Syarkawi Manap bisa beberapa kali berkunjung ke Tanah Air. Kunjungan kali ini, Syarkawi ingin berziarah ke makam Tjilik Riwut.

Lima puluh sembilan tahun yang lalu, di Indonesia akan diadakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) yang merupakan ide Bung Karno. Syarkawi termasuk pemuda yang terpilih dan ditugaskan untuk mempropagandakan Ganefo itu ke Kalimantan Tengah. Di Palangkaraya inilah, kota yang baru dibangun untuk ibu kota baru, Syarkawi punya kenangan yang sangat mendalam dengan kebaikan Gubernur Tjilik Riwut.

simak

Tjilik Riwut : Gubernur Kalimantan Tengah, Sukarnois, Yang Dicopot Pasca G30S/1965, Namun Kemudian Diganjar Gelar Pahlawan Nasional (8 Nopember 1998)

Games of the New Emerging Forces 1963 : Ganefo …… Lawan Nekolim, Pantang Mundur! [Sejarah yang Dihilangkan]

Tanah Air Yang Hilang : Kejahatan Kemanusiaan Pengasingan dan Penghilangan Kewarganegaraan (Dari Sidang IPT / Sidang Rakyat 1965)

Indonesian Political Exiles (Eksil ‘1965) -Artikel-artikel (Kajian) David T. Hill Terkait Genosida 1965-1966 – David T. Hill Articles Related to Indonesian Genocide 1965-1966

Kajian-kajian Soe Tjen Marching Tentang Eksil Politik ‘1965 : ‘The Non-Truth: Accounts of the Indonesian Political Exiles in Europe’; ‘Genosida Intelektual ’65 – Studi Eksil Politik Sebagai Intelektual’ (pembicara di webinar)

Henri Chambert-Loir; Bibliografi dan Kajian Sastra Eksil (Exile Literature)

Kisah Alimin (Tom) Iljas, Eksil 65 di Stockholm, Swedia : Ketika Ziarah dan Mengenang Masa Lalu Dianggap Kejahatan” (pembicara di webinar)

This post is also available in: English