martin

Kesaksian Martin Aleida dalam Tribunal Rakyat Internasional 1965

2017-10-07T20:48:26+02:00Maret 21st, 2016|Opini|

  Saya Menemukan Penjara yang Lebih Besar dari Sekadar Satu Sel Pada 11 November 2015 Martin Aleida memberi kesaksiannya di hadapan Majelis Hakim, Jaksa dan hadirin di tribunal rakyat di Nieuwe Kerk, Den Haag. Sejak 1963 ia bekerja sebagai wartawan Harian Rakyat di Jakarta hingga ia menjadi tahanan dalam Operasi Kalong pada 1965. Jaksa : [...]

Komentar Dinonaktifkan pada Kesaksian Martin Aleida dalam Tribunal Rakyat Internasional 1965

Wahai Amba, Kutitipkan Kejujuran Untukmu

2017-10-08T02:30:02+02:00September 15th, 2015|Opini|

 | Martin Aleida* Membaca Amba adalah menceburkan diri dalam krisis asmara yang berapi-api. Yang ditulis dengan gairah kalimat dan diksi yang memukau, sehingga menjadi candu yang membuat saya terlena. Kalau bukan tertidur, malah lupa bagaimana kejinya pengejaran dan pembantaian terhadap mereka yang, dituduh tanpa bukti, terlibat dalam sebuah perebutan kekuasaan oleh militer. Peristiwa paling keji [...]

Komentar Dinonaktifkan pada Wahai Amba, Kutitipkan Kejujuran Untukmu

Kami Tidak Mendendam

2014-12-16T01:05:55+01:00Desember 16th, 2014|Opini|

Dadang Christanto. "DARAH ITU MASIH SEGAR JENDRAL ", #2. Acrylic on Belgium linen, 136 cm x 183 cm. November 2014. Martin Aleida Sastrawan … sebab ada yang tersisa dalam sejarah yang harus diungkap dengan tulus. Lantaran selama ini kekuasaan ingin membenamkannya. Karena hukum, sejatinya ditulis dengan kodrat untuk berpihak pada korban, sehingga gaung [...]

Go to Top