BY HYSEBASTIAN | 

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Begitulah pepatah Indonesia yang menjelaskan bagaimana kita harus menjadi manusia. Hal-hal yang diingat ketika manusia mati, adalah jasa-jasanya ataupun kesalahan-kesalahannya. Perbuatan manusia baik maupun buruk, akan tetap dikenal dan dikenang meskipun sekarang sudah tidak ada lagi.

Orang yang mati, suaranya tetap terdengar, baik itu perkataan positif maupun perkataan negatif. Tindakan orang yang sudah mati, tetap dapat dirasakan. Tindakan-tindakan yang baik atau buruk, akan menghasilkan buah yang manis atau yang pahit. Manusia adalah makhluk tertinggi yang diciptakan Tuhan, untuk mengatur dunia ini. Namun sayangnya, manusia merasa besar hati dan jumawa, sehingga mereka lupa daratan, dan mencoba untuk merusak tatanan kehidupan yang baik.

Melihat situasi politik sekarang ini, sulit bagi kita untuk menampik fakta bahwa ada orang-orang yang ingin dan sedang memperjuangkan kebangkitan orde baru yang sudah mati pada tahun 1998. Isu kebangkitan orde baru diembuskan di kalangan grass root sampai kalangan militer.

Pemutaran film G30S/PKI pada saat itu dihentikan di era Presiden BJ Habibie, karena berbagai pertimbangan, salah satunya keakuratan sejarah. Sejarah yang buram mengenai G30S dibuat lebih buram lagi dengan pemutaran film Penghianatan G30S/PKI yang dibuat di era orde baru, sesuai dengan permintaan tentara dan setting tentara.

Bagi orang-orang waras, tentu merupakan sebuah hal yang sangat wajar apabila kita menyimpulkan bahwa pemutaran film di zaman ini sarat dengan kepentingan politik.

Alih-alih ingin belajar sejarah, kita malah disuguhkan satu film propaganda Soeharto yang meninggi-ninggikan kinerja jajarannya pada saat itu. Inikah yang namanya belajar sejarah? Saya cukup yakin, ini bukan bentuk mengenal sejarah, melainkan memelihara ketakutan, dan ada lagi satu agenda yang saya curigai menjadi agenda yang paling penting, yakni menggulingkan presiden.

Menurut Jajang C Noer, istri dari sutradara film G30S/PKI, Arifin C Noer, ia mengatakan film tersebut dibuat dengan tujuan agar orang membenci PKI. Bahkan sang sutradara pun dikatakan kaget ketika film itu diputar setiap 30 September malam. Menurut Sukmawati Sukarnoputri, ini merupakan bentuk pemeliharaan trauma yang dilakukan oleh rezim orde baru.

“Memang target film itu, mesti saya tekankan sekali lagi supaya kita membenci PKI. Supaya kita mengerti bahwa PKI tidak benar. Ya, kalau mau dikatakan jahat… Bahwa itu dikatakan propaganda Soeharto, ya apa boleh buat. Soeharto memang ada di peristiwa tersebut. Dia kepala pemerintahan dan yang mengongkosi itu semua… Kata propaganda itu aja sudah tidak begitu enak didengar. Yang mas Arifin tidak sangka adalah bahwa film itu diputar setiap 30 September… Saya perlu tekankan demikian, karena ada salah satu data yang mengatakan para jenderal itu disiksa, ada penganiayaan antara lain mata dicongkel, penis dipotong… Mas Arifin ya karena datanya seperti itu, dia bikin seolah-olah para jenderal disiksa. Karena itu kelihatan ada darah-darah. Tetapi, tidak ada adegan karena dia tidak percaya. Masa ada sih orang sesadis itu,” kata Jajang dalam talkshow Perspektif Indonesia di Jakarta, Sabtu (23/9/2017).

Jadi sebenarnya, kewajiban nonton film G30S/PKI di era sekarang, rasanya sangat irrelevan dan tidak kontekstual! Jelas alasannya, karena PKI sudah mati, buat apa diingat-ingat. Jika ingin berlaku adil, mari kita tonton film-film sejenis seperti Jagal dan Senyap, karena film-film tersebut pun bisa jadi sebuah film docudrama, yang belum tentu terjadi.

Dunia ini memang tidak adil, sejarah ditulis oleh pemenang, dan penguasa, dan bahkan di Indonesia, sejarah ditulis oleh tentara? Mari kita cerdas, kita harus tolak kebangkitan orde baru, dengan dalih ingin menenggelamkan pemerintahan dengan isu PKI.

Kawal terus Indonesia, agar rakyat Indonesia tidak mudah dibodoh-bodohi oleh manusia gila yang haus kekuasaan. Sekadar informasi, bertepatan dengan peringatan kenaikan Yesus Kristus 21 Mei 1998, Soeharto lengser.  Semoga saja ini hanya ‘cocoklogi’.

Sebenarnya, PKI dan Orde Baru sama-sama sudah mati. Apakah kita sama-sama terpikir bahwa isu PKI sengaja dibangkitkan, sebagai umpan lambung bagi kebangkitan orde baru? Cerdas dong! Mari kita bersama-sama menolak kebangkitan orde baru, karena kita sudah ada di era modern, revolusi mental!

Betul kan yang saya katakan?

#TolakKebangkitanOrba

Sumber: Seword.Com

This post is also available in: English